Pada November tahun lalu, kami telah membahas sedikit mengenai kesiapan pelaku keramik menghadapi MEA. Banyak dari pelaku keramik melihat bahwa MEA merupakan potensial besar dari segi pasar dan konsumen. Ini karena Indonesia memang telah menjadi pemain industri keramik yang cukup kuat di kawasan.
Karena pastinya dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN, maka pasar akan lebih luas, dan ini merupakan challenge dan kesempatan yang sangat bagus bagi para produsen keramik di tanah air, karena dibalik tantangan, dipastikan akan ada peluang. Untuk menangkap peluang yang ada di depan mata dan memperjelas posisi Indonesia sebagai pemain industri keramik global.
Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Haris Munandar, industri keramik Indonesia diharapkan siap untuk bersaing menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. “Selama lebih dari 30 tahun, perkembangan dunia industri keramik nasional menjadi salah satu industri unggulan dan potensi besar dalam negeri dan prospek industri keramik nasional memiliki peluang cukup besar untuk jangka waktu yang cukup panjang,” lanjutnya dalam acara Seminar Nasional Keramik XIV dengan tema “Membangun Litbang yang Produktif dan Efektif untuk Meningkatkan Kemandirian Industri” di Bandung.
dalam rangka kehadiran Masyarakat Ekonomi ASIAN dan Globalisasi, pemerintah harus berupaya mengalakan dan meningkatkan daya saing di beberapa sektor industri termasuk salah satunya adalah industri Keramik sekala nasional. Selanjutnya yang perlu di tingkatkan dan di perhatikan ialah pengembangan SDM di bidang desain dan rekayasa produk.
Dan tugas dari ASAKI selaku Asosiasi keramik dalam negeri harus dapat mempromosikan keramik dalam negeri ke tingkat nasional maupun internasional. dan harus bisa bersaing di tingkat pasar global yang memiliki produk berkualitas dan inovatif. Jadi kita optimis dan tidak perlu minder menghadapi MEA.
Sumber : gatra.com