Apakah yang anda ketahui mengenai nat? apakah hanya media perekat dari keramik ke keramik yang lainnya saja? Sebelumnya kita sempat membahas mengeni nat, dan sekarang kita akan membahas mengenai kegunaan lain dari nat.
Proses pengisian nat pada lantai dan dinding bisa dibilang tidak banyak yang berbeda. Syaratnya, proses pemasangan keramik harus benar dan sesuai dengan standar.
Hampir semua aktivitas yang Anda lakukan di rumah selalu bersentuhan dengan lantai. Kontak antara kaki dan lantai lebih dominan sehingga fungsi dan keberadaan lantai menjadi elemen yang paling diprioritaskan.
Saat ini banyak sekali kita jumpai berbagai macam pelapis lantai, seperti keramik, marmer, dan sebagainya. Namun, terkadang Anda sering melupakan pendampingnya, yaitu bahan pengisi nat lantai. Nat bukan hanya menjadi perekat, juga pendamping keramik yang cantik saja. Namun, nat adalah bidang yang merupakan celah sambungan antara keramik. Sebagai salah satu bagian dari komponen lantai, nat tidak bisa Anda abaikan begitu saja.
Selain memberikan nilai tambah secara estetika, nat juga bisa membantu mencegah terjadinya rembesan, terutama di area basah, seperti kamar mandi, bak mandi, dan dapur.
“Nat merupakan pendamping keramik yang menentukan kekuatan keramik itu sendiri. Kalau natnya kuat, otomatis keramiknya tidak gampang lepas. Biasanya pemasangan keramik bisa dibedakan menjadi tiga jenis, yakni open joint, closed joint, dan expansion joint,” kata arsitek Rizky Artando.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa ada tiga cara yang bisa Anda lakukan untuk mengolah keramik dengan nat. Salah satunya dengan cara open joint atau pemasangan keramik dengan nat lebih besar dari 3 mm. Umumnya teknik ini digunakan untuk pemasangan keramik di lantai dua agar keramik tidak mudah memuai.
“Pemasangan keramik dengan sistem open joint memiliki beberapa keuntungan, seperti bisa mengantisipasi perbedaan ukuran keramik, lalu juga meminimalkan penggunaan flexible joint, terutama bila memakai pengisi nat yang sedikit elastis, serta memudahkan pada waktu pengisian nat,” tutur Rizky.
Teknik kedua yang bisa Anda coba adalah closed joint. Pemasangan keramik dengan ukuran nat lebih kecil dari 3 mm. Sistem ini biasanya dipakai untuk memasang keramik lantai atau dinding yang mempunyai tingkat porositas rendah. Cara terakhir adalah dengan expansion joint,yaitu sambungan yang sifatnya membantu mengantisipasi saat terjadi pergeseran struktur. Pergeseran ini kadang mengakibatkan timbulnya peristiwa lantai menguap.
“Nat atau yang biasa disebut sambungan tidak seluruhnya diisi semen, tapi terkadang juga bahan karet, styrofoam atau bahan lain yang sifatnya elastis,” papar Rizky.
Proses pengisian nat pada keramik lantai dan dinding bisa dibilang tidak banyak yang berbeda. Syaratnya, proses pemasangan keramik harus benar dan sesuai dengan standar.
“Ada beberapa hal yang perlu dicermati sebelum melakukan pemasangan nat, seperti perhatikan celah antara keramik yang ada. Kalau hal tersebut tidak diperhatikan, maka nantinya akan berpengaruh pada kekuatan nat itu sendiri. Pengisian nat juga harus diperhatikan. Kalau nat yang akan digunakan untuk lantai, sebaiknya ketebalan berkisar 3 mm dan untuk dinding 5 mm. ketebalan ini nantinya berpengaruh pada proses pembersihan lantai,” sebut Rizky.
Setelah proses pemasangan, tahap selanjutnya proses pengisian nat pada keramik. Dalam proses ini, perhitungan waktu yang pas sangat diperlukan karena berpengaruh pada kesempurnaan hasil pemasangan. Setelah proses pengisian nat selesai dan sudah mengering, sebaiknya Anda lap permukaan keramik dengan spons basah untuk membersihkan sisa nat yang menempel.
“Membersihkan sisa nat pada keramik, sebaiknya dengan cara mengelapnya sebanyak dua sampai tiga kali, tunggu sampai permukaan lantai tersebut mengering. Kalau masih ada sisa debu, sebaiknya bersihkan dengan lap kering,” saran Rizky.
Terakhir yang harus Anda perhatikan adalah proses perawatan. Sering kali Anda jumpai nat yang sudah dipasang mudah rusak dan lepas dari sambungan antarkeramiknya. Salah satu penyebab utama nat rusak adalah beban yang berlebihan.
“Jika nat dibiarkan rusak berlarut-larut, maka bisa menyebabkan terjadinya retak pada keramik. Kalau sampai hal tersebut terjadi, perbaikannya adalah mengulang proses pemasangan keramik yang lepas tersebut,” kata Rizky.
Sumber : okezone.com