November 8, 2016 News No Comments

Biasanya kebanyakan orang malas atau sungkan menggunakan jasa arsitek karena tarifnya yang mahal. Tapi, sebenernya apa iya jasa arsitek itu mahal?

Harga jasa arsitek selalu dianggap mahal. Seandainya ditanya, “Kenapa gak  pakai jasa arsitek saat membangun rumah?”, yakin deh  pasti kebanyakan dari kita bakal menjawab, “Ah, takut mahal” atau “Habis mahal, sih .” Anggapan bahwa harga jasa arsitek menguras kantong, membuat banyak orang enggan menggunakannya. Mereka, Anda dan saya juga, mungkin lebih memilih nyontek  gaya yang ada di majalah atau hasil browsing  di internet.

Selama ini, saya belum pernah mendengar langsung dari arsitek, soal harga jasa mereka. Penasaran juga, apa ya  pendapat mereka soal anggapan ini?

Sempat mendengar tanggapan seorang arsitek yang cukup ternama, Andra Matin. Saya yakin banyak di antara Anda yang pernah mendengar namanya. Ternyata tidak mudah juga menjawabnya. Andra Matin membandingkan jasa arsitek dengan desainer fesyen. Katanya, kalau desainer fesyen bisa menghargai karyanya dengan harga selangit, mengapa kami – arsitek – tidak bisa? Menurutnya, soal patokan harga jasa arsitek berkaitan dengan bagaimana para arsitek tersebut menghargai karya mereka sendiri.

“Kita tidak mungkin menghargai sebuah karya, kalau si penciptanya sendiri tidak menghargai karyanya, kan ?,” begitu kata Mas Aang, panggilan akrab Andra Matin. Tapi, jangan buru-buru menyimpulkan kalau jasa arsitek itu pasti mahal. Menurut Mas Aang, harga tidak akan menjadi mahal, kalau hasilnya setimpal.

Sudah menjawab demikian panjang, ternyata masih belum memuaskan juga. Jadi timbul pertanyaan baru. Kalau memang demikian, berarti hampir tidak mungkin dong , orang dengan keuangan pas-pasan bisa memakai jasa arsitek? Menanggapi pertanyaan ini, akhirnya Mas Aang membagi resep, bagaimana caranya menekan harga jasa arsitek.

Kata mas Aang, kuncinya adalah negosiasi. Seringkali arsitek mau saja menurunkan harga jasanya, asal kliennya ga  minta macam-macam. Artinya, si klien lebih membebaskan sang arsitek mewujudkan kreativitasnya. Nah , kalau sudah begini, pilihan ada di tangan kita, calon klien. Kalau pengen  ini itu, macam-macam, ya  siap dengan risiko merogoh kantong lebih dalam.

Namun, perlu juga arsitek memperlihatkan hasil karyanya sendiri. Ya, “narsis” di website sendiri bisa menjadi pilihan. Terlebih lagi kini mudah dalam mengakses internet di mana pun. Ketika arsitek sibuk dengan kerjaannya, bisa menggunakan jasa content market. Desain website sesuai dengan karakter personal menjadi daya tarik sendiri untuk calon pengguna jasa arsitek, lebih jauh khalayak luas.

Dengan begitu, arsitek dan calon pengguna jasa arsitek sama-sama mendapat timbal balik yang setimpal, bukan? Arsitek bisa memperlihatkan “keahliannya” dan calon pengguna jasa arsitek mempunyai “gambaran” untuk huniannya kelak. Jadi, jangan takut menggunakan jasa arsitek.

Sumber : ideaonline.co.id

Written by admin